Friday, January 15, 2016

PROSEDUR PEMENUHAN KEBUTUHAN MOBILITAS














                Banyak kondisi patologi yang memengaruhi kesejajaran dan mobilitas tubuh. Abnormalitas postur kongenital atau didapat memengaruhi efisiensi sistem muskuloskeletal, serta serta kesejajaran, keseimbangan, dan penampilan tubuh. Selama pengkajian fisik, perawat mengobservasi kesejajaran tubuh dan rentang gerak. Abnornmalitas postur postur dapat menghambat kesejajaran, mobilitas, atau keduanya sehingga membatasi rentang gerak pada beberapa sendi, perawat mempertahankan rentang gerak maksimum pada sendi yang tidak sakit.
     Sebelum melakukan semua tindakan yang berkenaan dengan mobilitas, perawat harus melakukan persiapan termasuk mengkaji kekuatan otot, mobilitas sendi pasien,  adanya paralisis atau paresis, hipotensi ortostatistik, toleransi aktivitas, tingkat kesadaran, tingkat kenyamanan, dan kemampuan untuk mengikuti instruksi. Selain itu menyiapkan alat yang diperlukan untuk melakukan mobilisasi (kursi roda, tongkat, kruk, dll). Perawat juga harus memahami prinsip mekanika tubuh dalam membantu pasien bermobilisasi. Ini diperlukan untuk mempertahankan fungsi sendi dan muskuloskeletal perawat.

MEMBANTU PASIEN DUDUK DI TEMPAT TIDUR
          Tindakan ini merupakan salah satu cara mempertahankan kemampuan mobilitas pasien. Perhatikan tindakan persiapan yang harus dilakukan sebelum membantu pasien mengambil posisi duduk.

Tujuan
1.        Memenuhi kebutuhan mobilitas.
2.        Mempertahankan toleransi terhadap aktivitas.
3.        Mempertahankan kenyamanan.

Prosedur kerja
1.        Lakukan persiapan (seperti dijelaskan di atas).
2.        Cuci tangan sebelum tindakan dilakukan.
3.        Tempatkan pasien pada posisi telentang.
4.        Singkirkan bantal dari tempat tidur.
5.        Perawat menghadap ke tempat tidur.
6.        Tempatkan kaki meregang dengan lebih mendekat ke tempat tidur dibanding kaki yang lain.
7.        Tempatkan tangan yang lebih dekat ke pasien di bawah bahu, yang menyokong kepala dan tulang belakang.
8.        Tempatkan tangan yang lain di permukaan tempat tidur.
9.        Angkat klien ke posisi duduk dengan memindahkan berat badan anda dari kaki depan ke kaki belakang.
10.    Dorong dengan arah berlawanan tempat tidur dengan menggunakan lengan yang ditempatkan di permukaan tempat tidur.
11.    Turunkan tempat tidur.
12.    Observasi posisi kesejajaran tubuh, tingkat kenyamanan, dan titik potensi tekanan.
13.    Catat prosedur termasuk: posisi yang ditetapkan, kondisi kulit, gerakan sendi, kemampuan pasien membantu bergerak, dan kenyamanan pasien.
14.    Cuci tangan.

Tugas
1.        Lakukan tindakan memberi pasien posisi duduk di tempat tidur sesuai prosedur.
2.        Apa yang harus diperhatikan selama membantu pasien duduk.

Gambar 7.1   Posisi duduk di tempat tidur (sumber: kathleen hoerth belland & mary ann wells, 1986)

MENGATUR POSISI PASIEN DI TEMPAT TIDUR
Posisi Fowler
          Posisi Fowler adalah posisi dengan tubuh setengah duduk atau duduk. Pemberian posisi pasien di tempat tidur memerlukan persiapan sebagai berikut: perawat perlu mengkaji kesejajaran, tubuh dan tingkat kenyamanan pasien, perawat harus menyiapkan alat dan bahan (bantal, papan kaki, bantal pasir, restrein, pagar tempat tidur, dll). Bila perawat memerlukan bantuan, harus menyiapkan sejawatnya untuk membantu, perawat juga harus menginformasikan tindakan kepada pasien, memberikan privasi kepada pasien.

Tujuan
1.        Mempertahankan kenyamanan.
2.        Memfasilitasi fungsi pernapasan.

Alat dan bahan
Penopang/bantal

Prosedur kerja
1.        Cuci tangan.
2.        Lakukan persiapan seperti di sebut di atas.
3.        Tinggikan kepala tempat tidur 45-60˚.
4.        Topangkan kepala di atas tempat tidur atau bantal kecil.
5.        Gunakan bantal untuk menyokong lengan dan tangan bila pasien tidak dapat mengontrolnya secara sadar atau tidak dapat menggunakan tangan dan lengan.
6.        Tempatkan bantal tipis di punggung bawah.
7.        Tempatkan bantal kecil atau gulungan handuk di bawah paha.
8.        Tempatkan bantal kecil atau gulungan di bawah pergelangan kaki.
9.        Tempatkan papan kaki di dasar telapak kaki pasien.
10.    Turunkan tempat tidur.
11.    Observasi posisi kesejajaran tubuh, tingkat kenyamanan, dan titik potensi tekanan.
12.    Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
13.    Catat prosedur termasuk: posisi yang ditetapkan, kondisi kulit, gerakan sendi, kemampuan pasien membantu bergerak, dan kenyamanan pasien.

Tugas
1.        Lakukan pemberian posisi Fowler sesuai prosedur.
2.        Apa yang perlu diperhatikan dalam memberikan posisi semi-Fowler.



Gambar 7.2   Posisi Fowler (sumber: kathleen hoerth belland & mary ann wells, 1986)


Posisi Sim
Pada posisi ini pasien berbaring miring baik ke kanan atau ke kiri.

Tujuan
1.        Memberikan kenyamanan.
2.        Melakukan huknah.
3.        Memberi obat per anus (supositoria).
4.        Melakukan pemeriksaan daerah anus.

Alat dan bahan
Bantal

Prosedur kerja
1.        Cuci tangan.
2.        Lakukan persiapan seperti diuraikan di atas.
3.        Tempatkan kepala datar di tempat tidur.
4.        Tempatkan pasien dalam posisi telentang.
5.        Posisikan pasien dalam posisi miring yang sebagian pada abdomen.
6.        Tempatkan bantal kecil di bawah kepala.
7.        Tempatkan bantal di bawah lengan atas yang difleksikan, yang menyokong lengan setinggi bahu. Sokong lengan lain di atas tempat tidur.
8.        Tempatkan bantal di bawah tungkai atas yang difleksikan, yang menyokong tungkai setinggi panggul.
9.        Tempatkan bantal pasien paralel dengan permukaan plantar kaki.
10.    Turunkan tempat tidur.
11.    Observasi posisi kesejajaran tubuh, tingkat kenyamanan, dan titik potensi tekanan.
12.    Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
13.    Catat prosedur termasuk: posisi yang ditetapkan, kondisi kulit, gerakan sendi, kemampuan pasien membantu bergerak, dan kenyamanan pasien.

Tugas
1.        Lakukan pemberian posisi sim sesuai prosedur.
2.        Apa yang perlu diperhatikan selama posisi sim.




Posisi Trendelenburg
          Posisi ini menempatkan pasien di tempat tidur dengan bagian kepala lebih rendah dari bagian kaki.

Tujuan
Melancarkan peredaran darah ke otak.

Alat dan bahan
1.        Bantal
2.        Tempat tidur khusus
3.        Balok penopang kaki tempat tidur (opsional)

Prosedur kerja
1.        Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
2.        Cuci tangan.
3.        Pasien dalam keadaan berbaring telentang.
4.        Tempatkan bantal di antara kepala dan ujung tempat tidur pasien.
5.        Tempatkan bantal di bawah lipatan lutut.
6.        Tempatkan balok penopang di bagian kaki tempat tidur.
7.        Atau atur tempat tidur khusus dengan meninggikan bagian kaki pasien.
8.        Cuci tangan.

Tugas
1.        Lakukan pemberian posisi Trendelenburg sesuai prosedur.
2.        Apa yang perlu diperhatikan selama posisi Trendelenburg.


Gambar 7.4   Posisi Trendelenburg 


Posisi Dorsal Recumbent
Pada posisi ini, pasien ditempatkan pada posisi telentang dengan kedua lutut fleksi di atas tempat tidur.

Tujuan
1.        Perawatan daerah genitalia.
2.        Pemeriksaan genitalia.
3.        Posisi pada proses persalinan.

Alat dan bahan
1.        Bantal
2.        Tempat tidur khusus
3.        Selimut

Prosedur kerja
1.        Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
2.        Cuci tangan.
3.        Pasien dalam keadaan berbaring (telentang).
4.        Pakaian bawah dibuka.
5.        Tekuk lutut dan direnggangkan.
6.        Pasang selimut untuk menutupi area genitalia.
7.        Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.



Gambar 7.5   Posisi dorsal recumbent (sumber: kathleen hoerth belland & mary ann wells, 1986). 

Tugas
1.        Lakukan pemberian posisi dorsal recumbent sesuai prosedur.
2.        Apa yang perlu diperhatikan selama posisi dorsal recumbent.

Posisi Litotom
Pada posisi ini, pasien ditempatkan pada posisi telentang dengan mengangkat kedua kaki dan ditarik ke atas abdomen. 

Tujuan
1.        Pemeriksaan alat genitalia.
2.        Proses persalinan.
3.        Pemasangan alat kontrasepsi.

Alat dan bahan
1.        Bantal
2.        Tempat tidur khusus
3.        Selimut/kain penutup

Prosedur kerja
1.        Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
2.        Cuci tangan.
3.        Pasien dalam keadaan berbaring (telentang).
4.        Angkat kedua paha dan tarik ke atas abdomen.
5.        Tungkai bawah membentuk sudut 90˚ terhadap paha.
6.        Letakkan bagian lutut/kaki pada penyangga kaki di tempat tidur khusus untuk posisi litotomi.
7.        Pasang selimut.
8.        Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

Posisi Litotomi
Tugas
1.        Lakukan pemberian posisi litotomi sesuai prosedur.
2.        Apa yang perlu diperhatikan selama posisi litotomi.


Posisi Genu Pektoral (Knee Chest)
Pada posisi genu pektoral, pasien menungging dengan kedua kaki ditekuk dan dada menempel pada bagian alas tempat tidur.


Posisi Genu Pektoral

Tujuan
Pemeriksaan daerah rektum dan sigmoid.

Alat dan bahan
1.        Tempat tidur
2.        Selimut

Prosedur kerja
1.        Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
2.        Cuci tangan.
3.        Minta pasien untuk mengambil posisi menungging dengan kedua kaki ditekuk dan dada menempel pada matras tempat tidur.
4.        Pasang selimut untuk menutupi daerah perineal pasien.
5.        Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

Tugas
1.        Lakukan pemberian posisi genu pektoral sesuai prosedur.
2.        Apa yang perlu diperhatikan selama posisi genu pektoral.

MEMINDAHKAN PASIEN DARI TEMPAT TIDUR KE KURSI RODA
            Aktivitas ini dilakukan pada pasien yang membutuhkan bantuan untuk berpindah dari tempat tidur ke kursi roda. Beberapa persiapan untuk memindahkan pasien adalah: kaji kekuatan otot pasien, mobilitas sendi, toleransi aktivitas, tingkat kesadaran, tingkat kenyamanan, dan kemampuan untuk mengikuti instruksi, siapkan alat yang diperlukan (misal, sabuk pemindah [bila diperlukan], kursi roda [posisi kursi pada sudut 45˚ terhadap tempat tidur, dikunci, angkat penyokong kaki dan kunci kaki tempat tidur]); jelaskan prosedur pada pasien; tutup pintu atau pasang tirai; dan cuci tangan.

Tujuan
1.        Melatih otot skelet untuk mencegah kontraktur atau sindrom disuse.
2.        Mempertahankan kenyamanan pasien.
3.        Mempertahankan kontrol diri pasien.
4.        Memindahkan pasien untuk pemeriksaan (diagnostik, fisik, dll).


Cara membantu pasien berpindah dari tempat tidur ke kursi roda 
Alat dan bahan
Kursi roda

Prosedur kerja
1.        Cuci tangan.
2.        Lakukan persiapan yang telah disebutkan di atas.
3.        Bantu pasien untuk posisi duduk di tepi tempat tidur. Siapkan kursi roda dalam posisi 45˚ terhadap tempat tidur.
4.        Pasang sabuk pemindah bila perlu.
5.        Pastikan bahwa pasien menggunakan sepatu/sandal yang stabil dan tidak licin.
6.        Renggangkan kedua kaki anda.
7.        Fleksikan panggul dan lutut anda, sejajarkan lutut anda dengan lutut klien.
8.        Genggam sabuk pemindah dari bawah atau rangkul aksila pasien dan tempatkan tangan anda di skapula pasien.
9.        Angkat pasien sampai berdiri pada hitungan ke-3 sambil meluruskan panggul dan tungkai anda, dengan tetap mempertahankan lutut agak fleksi.
10.    Pertahankan stabilitas tungkai yang lemah atau paralisis dengan lutut.
11.    Tumpukan pada kaki yang jauh dari kursi.
12.    Instruksikan pasien untuk menggunakan lengan yang memegang kursi untuk menyokong.
13.    Fleksikan panggul dan lutut anda sambil menurunkan pasien ke kursi.
14.    Kaji pasien untuk kesejajaran yang tepat untuk posisi duduk.
15.    Posisikan pasien pada posisi yang dipilih.
16.    Observasi pasien untuk menentukan respons terhadap pemindahan. Observasi terhadap kesejajaran
tubuh yang tepat dan adanya titik tekan.
17.    Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
18.    Catat prosedur dalam catatan keperawatan.

Tugas
1.        Lakukan tindakan memindahkan pasien dari tempat tidur ke kursi roda sesuai dengan prosedur.
2.        Apa yang perlu diperhatikan selama membantu pasien ke kursi roda.