Wednesday, December 23, 2015

PROSEDUR PEMERIKSAAN TANDA VITAL





Tujuan Instruksional
Setelah mempelajari prosedur ini mahasiswa mampu :
1.    Melakukan pengukuran suhu
2.    Melakukan pemeriksaan denyut nadi
3.    Melakukan pemeriksaan pernapasan
4.    Melakukan pengukuran tekanan darah
 
 

          Pemeriksaan tanda vital merupakan suatu cara untuk mendeteksi adanya perubahan sistem tubuh. Tanda vital meliputi suhu tubuh, denyut nadi, frekuensi pernapasan  dan tekanan darah. Tanda vital mempunyai nilai sangat penting pada fungsi tubuh. Adanya perubahan tanda vital, misalnya suhu tubuh dapat menunjukkan keadaan metabolisme dalam tubuh; denyut nadi dapat menunjukkan perubahan pada sistem kardiovaskular; frekuensi pernapasan dapat menunjukkan fungsi pernapasan; dan tekanan darah dapat menilai kemampuan sistem kardiovaskular, yang dapat dikaitkan denyut nadi. Semua tanda vital tersebut saling berhubungan dan saling memengaruhi. Perubahan tanda vital dapat terjadi bila tubuh dalam kondisi aktivitas berat/dalam keadaan sakit dan perubahan tersebut merupakan indikator adanya gangguan sistem tubuh.

          Pemeriksaan tanda vital yang dilaksanakan oleh perawat digunakan untuk memantau perkembangan pasien. Tindakan ini bukan hanya merupakan kegiatan rutin pada klien, tetapi merupakan tindakan pengawasan terhadap perubahan atau gangguan sistem tubuh. Pelaksanaan pemeriksaan tanda vital pada semua klien berbeda satu dengan yang lain. Tingkat kegawatan pasien seperti pada kondisi pasien yang kritis akan membutuhkan pengawasan terhadap tanda vital yang lebih ketat dibanding pada kondisi pasien yang tidak kritis demikian sebaliknya. Prosedur pemeriksaan tanda vital yang dilakukan pada pasien meliputi pengukuran suhu, pemeriksaan denyut nadi, pemeriksaan pernapasan, dan pengukuran tekanan darah. 

PENGUKURAN SUHU
          Nilai hasil pemeriksaan suhu merupakan indikator untuk menilai keseimbangan antara pembentukan dan pengeluaran panas. Nilai ini akan menunjukkan peningkatan bila pengeluaran panas meningkat. Kondisi demikian dapat juga disebabkan oleh vasodilatasi, berkeringat, hiperventilasi, dan lain-lain. Demikian sebaliknya, bila pembentukan panas meningkat maka nilai suhu tubuh menurun. Kondisi ini dapat dilihat pada peningkatan metabolisme dan kontraksi otot. Pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan secara oral, rektal, dan aksila.

Tujuan tindakan
Pengukuran suhu tubuh dilakukan untuk mengetahui rentang suhu tubuh.

Alat dan bahan
1.        Termometer
2.        Tiga buah botol
§  Botol pertama berisi larutan sabun
§  Botol kedua berisi larutan desinfektan
§  Botol ketiga berisi air bersih
3.        Bengkok
4.        Kertas/tisu
5.        Vaselin
6.        Buku catatan suhu
7.        Sarung tangan

Prosedur Kerja
Pemeriksaan suhu oral
1.        Jelaskan prosedur pada klien.
2.        Cuci tangan.
3.        Gunakan sarung tangan.
4.        Atur posisi pasien.
5.        Tentukan letak bawah lidah.
6.        Turunkan suhu termometer dibawah 34˚-35˚C.
7.        Letakkan termometer dibawah lidah sejajar dengan gusi.
8.        Anjurkan mulut dikatup selama 3-5 menit.
9.        Angkat termometer dan baca hasilnya.
10.    Catat hasil.
11.    Bersihkan termometer dengan kertas tisu.
12.    Cuci dengan air sabun, desinfektan, bilas dengan air bersih, dan keringkan.
13.    Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.



Gambar 1.1 pengukuran suhu melalui oral (sumber : kathleen hoerth belland & mary ann wells, 1986).


Pemeriksaan suhu rektal
1.        Jelaskan prosedur pada klien.
2.        Cuci tangan.
3.        Gunakan sarung tangan.
4.        Atur posisi pasien dengan posisi miring.
5.        Pakaian diturunkan sampai dibawah glutea.
6.        Tentukan termometerdan atur pada nilai nol lalu oleskan vaselin.
7.        Letakkan telapak tangan pada sisi glutea pasien dan masukkan termometer
ke dalam rektal jangan sampai berubah tempatnyadan ukur suhu.
8.        Setelah 3-5 menit termometer.
9.        Catat hasil.
10.    Bersihkan termometer dengan kertas tisu.
11.    Cuci dengan air sabun, desinfektan, bilas dengan air bersih, dan keringkan.
12.    Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.



Pemeriksaan suhu aksila
1.        Jelaskan prosedur pada klien. 
2.        Cuci tangan.
3.        Gunakan sarung tangan
4.        Atur posisi pasien.
5.        Tentukan letak aksila dan bersihkan daerah aksila dengan menggunakan tisu.
6.        Turunkan termometer dibawah suhu 34˚-35˚C.
7.        Letakkan termometer pada daerah aksila dan lengan pasien fleksi di atas dada.
8.        Setelah 3-10 menit termometer diangkat dan baca hasilnya.
9.        Catat hasil
10.    Bersihkan termometer dengan kertas tisu.
11.    Cuci dengan air sabun, desinfektan, bilas dengan air bersih, dan keringkan.
12.    Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

Tugas
1.        Lakukan pemeriksaan suhu pada oral, aksila, dan rektal.
2.        Tulis hasil pemeriksaan ke dalam tabel.
3.        Jelaskan kesimpulan terhadap hasil pemeriksaan.
4.        Sebutkan apa yang harus diperhatikan dalam pengukuran suhu pada oral,
aksila, dan rektal.

Nama Pasien
Pemeriksa
Hasil
(Suhu dalam ˚C)
Oral
Aksila
Rektal











PEMERIKSAAN DENYUT NADI
        Nilai denyut nadi merupakan indikator untuk menilai sistem kardiovaskular. Denyut nadi dapat diperiksa dengan mudah menggunakan jari tangan (palpasi) atau dapat juga dilakukan dengan alat elektronik yang sederhana maupun canggih. Pemeriksaan denyut nadi dapat dilakukan pada daerah arteri radialis, pada pergelangan tangan, arteri brakhialis pada siku bagian dalam, arteri karotis pada leher, arteri temporalis, arteri femoralis, arteri dorsalis pedis, dan pada arteri frontalis pada bayi.

Tujuan
1.        Mengetahui denyut nadi (irama, frekuensi, dan kekuatan).
2.        Menilai kemampuan fungsi kardiovaskular.

Alat dan bahan
1.        Arloji (jam) atau stop-watch.
2.        Buku catatan nadi.
3.        Pena

Prosedur kerja
1.        Jelaskan prosedur pada klien.
2.        Cuci tangan.
3.        Atur posisi pasien.
4.        Letakkan kedua tangan terlentang di sisi tubuh.
5.        Tentukan letak arteri (denyut nadi yang akan di hitung).
6.        Periksa denyut nadi (arteri) dengan menggunakan ujung jari telunjuk, jari tengah,
dan jari manis. Tentukan frekuensinya per-menit dan keteraturan irama,
dan kekuatan denyutan.
7.        Catat hasil.
8.        Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.





Gambar 1.2 pengukuran nadi radialis (Sumber : perry, peterson dan potter : Mosby’s basic skills and prosedures Ed. 5, 2003). 

Tugas
1.        Lakukan pemeriksaan denyut nadi dalam tiga posisi yaitu tidur, duduk, dan berdiri.
2.        Tuliskan hasil pemeriksaan ke dalam tabel.
3.        Jelaskan kesimpulan terhadap hasil pemeriksaan.
4.        Jelaskan perbedaan takikardia dan bradikardia dan faktor apa yang menyebabkannya.

Nama Pasien
Pemeriksa
Denyut Nadi
(Dalam berapa kali/Menit)
Berbaring
Duduk
Berdiri












PEMERIKSAAN PERNAPASAN
Nilai pemeriksaan pernapasan merupakan salah satu indikator untuk mengetahui fungsi sistem pernapasan yang terdiri dari mempertahankan pertukaran oksigen dan karbondioksida dalam paru dan pengaturan keseimbangan asam basa.

Tujuan
1.        Mengetahui frekuensi, irama, dan kedalaman pernapasan.
2.        Menilai kemampuan fungsi pernapasan.

Alat dan bahan
1.        Arloji (jam) atau stop-watch.
2.        Buku catatan.
3.        Pena.

Prosedur kerja
1.        Jelaskan prosedur pada klien.
2.        Cuci tangan.
3.        Atur posisi pasien.
4.        Hitung frekuensi dan irama pernapasan.
5.        Catat hasil.
6.        Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

Tugas
1.        Lakukan pemeriksaan pernapasan dengan menghitung frekuensi dan irama napas.
2.        Tuliskan hasil pemeriksaan kedalam tabel.
3.        Jelaskan kesimpulan terhadap hasil pemeriksaan.
4.        Jelaskan pola pernapasan normal dan pernapasan abnormal.

Nama Pasien
Pemeriksa
Hasil pemeriksaan pernapasan
(Berapa kali/Menit dan Irama)
Kesimpulan












PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH
Nilai tekanan darah merupakan indikator untuk menilai sistem kardiovaskular bersamaan dengan pemeriksaan nadi. Pemeriksaan tekanan darah dapat diukur dengan dua metode, yaitu metode langsung : metode yang menggunakan kanula atau jarum yang dimasukkan kedalam pembuluh darah yang di hubungkan dengan manometer. Metode ini merupakai cara yang paling tepat untuk menentukan tekanan darah, tetapi memerlukan persyaratan dan keahlian khusus; metode tak langsung : metode yang menggunakan sfigmomanometer. Pengukuran tak langsung ini menggunakan dua cara, yaitu palpasi yang mengukur tekanan sistolik dan auskultasi yang dapat mengukur tekanan sistolik dan diastolik dan cara ini memerlukan alat stetoskop.

Tujuan
Mengetahui nilai tekanan darah.

Alat dan bahan
1.        Sfigmomanometer (tensimeter) yang terdiri dari :
§  Manometer air raksa + klep penutup dan pembuka.
§  Manset udara.
§  Slang karet.
§  Pompa udara dari karet + sekrup pembuka dan penutup.
2.        Stetoskop
3.        Buku catatan tanda vital
4.        Pena

Prosedur kerja
Cara palpasi
1.        Jelaskan prosedur pada klien.
2.        Cuci tangan.
3.        Atur posisi pasien.
4.        Letakkan lengan yang hendak diukur pada posisi terlentang.
5.        Lengan baju di buka.
6.        Pasang manset pada lengan kanan/kiri atas sekitar 3cm di atas fossa cubiti
(jangan terlalu ketat maupun terlalu longgar).
7.        Tentukan denyut nadi arteri radialis dekstra/sinistra.
8.        Pompa balon udara manset sampai denyut nadi arteri radialis tidak teraba.
9.        Pompa terus sampai manometer setinggi 20mmHg lebih tinggi dari titik
radialis tidak teraba.
10.    Letakkan diafragma stetoskop diatas nadi brakhialis dan kempeskan balon
udara manset secara perlahan-lahan dan berkesinambungan dengan memutar
sekrup pada pompa udara berlawanan arah jarum jam.
11.    Catat mmHg manometer saat pertama kali denyut nadi teraba kembali.
Nilai ini menunjukkan tekanan sistolik secara palpasi.
12.    Catat hasil.
13.    Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.


Cara auskultasi
1.        Jelaskan prosedur pada klien.
2.        Cuci tangan.
3.        Atur posisi pasien.
4.        Letakkan lengan yang hendak diukur dalam posisi terlentang.
5.        Buka lengan baju.
6.        Pasang manset pada lengan kanan/kiri atas sekitar 3cm di atas fossa cubiti
(jangan terlalu ketat maupun terlalu longgar).
7.        Tentukan denyut nadi arteri radialis dekstra/sinistra.
8.        Pompa balon udara manset sampai denyut nadi arteri radialis tidak teraba.
9.        Pompa terus sampai manometer setinggi 20mmHg lebih tinggi dari titik
radialis tidak teraba.
10.    Letakkan diafragma stetoskop diatas nadi brakhialis dan dengarkan.
11.    Letakkan diafragma stetoskop diatas nadi brakhialis dan kempeskan balon
udara manset secara perlahan-lahan dan berkesinambungan dengan memutar
sekrup pada pompa udara berlawanan arah jarum jam.
12.    Catat tinggi air raksa manometer saat pertama kali terdengar kembali denyut.
13.    Catat tinggi air raksa pada manometer :
§  Suara Korotkoff I : menunjukkan besarnya tekanan sistolik secara auskultasi.
§  Suara Korotkoff IV/V : menunjukkan besarnya tekanan diastolik secara
auskultasi.
14.    Catat hasilnya pada catatan pasien.
15.    Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.




Gambar 1.3 pengukuran tekanan darah menggunakan sfigmomanometer (Sumber : perry, peterson dan potter : mosby’s basic skills and procedures Ed. 5, 2003).

Tugas
1.        Lakukan pemeriksaan tekanan darah dalam tiga posisi : tidur, duduk, dan berdiri.
2.        Tuliskan hasil pemeriksaan ke dalam tabel di bawah.
3.        Jelaskan kesimpulan tentang hasil pemeriksaan.
4.        Jelaskan kriteria hipertensi menurut WHO.
5.        Jelaskan apa yang perlu diperhatikan selama pengukuran tekanan darah.

Nama Pasien
Pemeriksa
Hasil tekanan darah
(mm Hg)
Berbaring
Duduk
Berdiri










Referensi :  Buku saku praktikum kebutuhan dasar manusia / penulis, A. Aziz Alimul Hidayat, Musrifatul Uliyah ; editor, Monica Ester. - Jakarta : EGC, 2004.


Download File ----->  Klik Disini



1 comment: